Fataya.co.id – Seiring dengan langkah Indonesia yang tengah gencar membangun ibu kota baru di Kalimantan, Mesir juga tak ingin ketinggalan dalam upaya mengejar modernisasi.
Dalam sebuah postingan di akun Instagram pribadi, Suara Pembaruan (@suarapembaruanid) mengungkapkan bahwa Mesir telah mengalokasikan dana sebesar USD 58 miliar atau setara dengan Rp900 triliun untuk merintis ibu kota baru yang megah di tengah gurun pasir, hanya sekitar 45 km di sebelah timur Kairo.
Proyek ambisius ini, yang masih belum memiliki nama resmi tetapi sering disebut sebagai New Administrative Capital (NAC), diinisiasi oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang telah menjabat sejak tahun 2014.
Dengan dukungan dana sebesar itu, Mesir berharap ibu kota baru ini akan menjadi model teknologi tinggi untuk masa depan negara tersebut.
Pemerintah Mesir melihat proyek ini sebagai solusi untuk menyerap sebagian dari populasi yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,6% per tahun.
Tahap pertama pembangunan ibu kota baru ini sudah dimulai, mencakup pembangunan menara tertinggi di Afrika dengan 70 lantai, gedung opera berlima aula, masjid besar, dan katedral terbesar di Timur Tengah.
Meskipun masih dalam tahap awal, proyek ini telah menarik perhatian banyak pihak, baik warga Mesir maupun pemerhati internasional.
Ibu kota baru Mesir diharapkan tidak hanya menjadi simbol kemajuan arsitektur dan infrastruktur, tetapi juga menjadi pusat teknologi tinggi yang akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menaikkan taraf hidup masyarakat Mesir.
Sumber:@suarapembaruanid