Fataya.co.id – Menteri Warisan dan aktivis Israel, Emichhai Eliyahu, kembali memicu kontroversi setelah menyerukan penghapusan Bulan Suci Ramadan.
Pernyataannya, yang disampaikan pada Israel Army Radio pada Jumat (1/3), menggugah perdebatan yang panas terkait situasi Israel-Palestina.
Eliyahu menyatakan kekhawatiran akan eskalasi konflik selama bulan Ramadan, yang sering terjadi di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
“Apa yang disebut bulan Ramadan ini harus dihapuskan maka ketakutan kami atas bulan ini juga akan hilang,” ungkapnya.
Peristiwa ini terjadi setelah Eliyahu sebelumnya mendapat sorotan karena ancamannya akan menggunakan bom nuklir di Gaza.
Seruan penghapusan Ramadan dipandang oleh sebagian sebagai provokasi yang dapat memperburuk hubungan antara Israel dan Palestina.
Tak lama setelah pernyataannya, Eliyahu langsung menuai kecaman dari berbagai pihak, dengan banyak yang menilai seruannya sebagai bentuk intoleransi dan ketidakmengertian terhadap praktik keagamaan umat Islam.
Meskipun demikian, Eliyahu tetap mempertahankan posisinya, menegaskan bahwa tindakan tersebut adalah langkah untuk mencegah potensi konflik yang lebih besar.
Kontroversi ini semakin memperumit situasi yang sudah tegang antara Israel dan Palestina, serta menimbulkan pertanyaan tentang perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
Sumber: @ctd.insider