Fataya.co.id- Bagi sebagian orang, mungkin terbersit gambaran tentang seseorang yang mencuci tangan secara berlebihan atau menata barang dengan rapi sekali. Namun, kenyataannya, gejala OCD jauh lebih kompleks dari sekadar kebiasaan tersebut. Yuk, kupas tuntas mengenai OCD, simak artikel di bawah ini:
Table of Contents
Inilah Pengertian Obessive Complusive Disorder (OCD)
OCD adalah gangguan mental dengan tanda adanya obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang berulang dan terus-menerus yang dianggap sebagai sebuah pengalaman intrusif dan tidak diinginkan. Contohnya adalah pikiran yang terus-menerus memikirkan kekhawatiran akan kebersihan atau keamanan diri. Kompulsi, di sisi lain, adalah perilaku berulang atau tindakan mental yang dilakukan oleh individu sebagai respons terhadap obsesi atau aturan yang harus diterapkan secara kaku. Misalnya, mencuci tangan berulang kali atau melakukan pengecekan berulang kali.
Penderita OCD biasanya menyadari bahwa pikiran dan tindakan mereka berlebihan, tetapi mereka tidak dapat melawannya. Mereka merasa terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi yang sulit untuk dihentikan. OCD dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya, menghambat mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.
Prevalensi OCD berkisar antara 1,1% hingga 1,8%. Lebih banyak perempuan yang terkena gangguan ini dibandingkan laki-laki ketika dewasa, namun laki-laki lebih sering terkena pada masa kanak-kanak. Rata-rata usia seseorang terkena OCD adalah 19 tahun, namun 25% kasus dapat mulai sejak usia 14 tahun. Onset usia di atas 35 tahun jarang terjadi, tetapi tidak bisa diabaikan. Hampir 25% laki-laki memiliki onset sebelum usia 10 tahun.
Penting untuk diingat bahwa OCD bukanlah kebiasaan atau sifat kepribadian yang dapat diubah dengan mudah. Ini adalah gangguan mental yang membutuhkan perhatian dan pengobatan yang tepat. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang OCD, kita dapat memberikan dukungan dan pemahaman kepada mereka yang mengalami gangguan ini.
Jenis dan 6 Gejala OCD
Jenis dan Gejala OCD – OCD atau Gangguan Obsesif Komplusif adalah gangguan mental dengan adanya pikiran obsesif yang mengganggu dan dorongan kompulsif untuk melakukan tindakan tertentu. Berikut ini adalah penjelasan spesifik mengenai jenis dan 6 gejala OCD yang berkaitan dengan:
1. Jenis Washer
Gejala ini ditandai dengan obsesi terhadap kebersihan dan kekhawatiran akan terkontaminasi oleh kuman atau kotoran. Penderita akan mencuci tangan atau bagian tubuh yang dirasa kotor secara berulang kali. Mereka juga cenderung membersihkan rumah dan benda-benda yang dianggap kotor secara berlebihan.
2. Jenis Checker
Pada jenis ini, penderita OCD akan selalu merasa perlu untuk memeriksa sesuatu berulang kali. Mereka akan melakukan pengecekan berulang terhadap hal-hal yang dianggap berbahaya, seperti kunci rumah, kompor, lampu, dan benda-benda lainnya. Mereka merasa bahwa bahaya selalu mengintai dan sering menyalahkan diri sendiri jika terjadi sesuatu yang buruk.
3. Jenis Symmetry dan Orderliness
Penderita OCD dengan jenis ini memiliki obsesi terhadap simetri, kerapihan, dan ketepatan. Mereka merasa perlu untuk mengatur setiap hal secara berurutan, rapi, dan sejajar. Mereka tidak suka jika barang yang telah mereka rapikan disentuh atau diubah posisinya oleh orang lain. Perilaku ini akan terus berulang dan menuntut pikiran yang sama.
4. Jenis Hoarding
Penderita OCD dengan jenis ini cenderung mengumpulkan barang-barang bekas yang dianggap penting dan berguna di masa depan. Mereka merasa kesulitan untuk membuang barang-barang tersebut dan ruangan mereka menjadi penuh dengan barang yang tidak terpakai.
5. Jenis Aggressive Obsessions
Pada jenis ini, penderita OCD memiliki obsesi terhadap pikiran atau tindakan agresif, termasuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Mereka merasa terganggu dengan pikiran-pikiran tersebut dan sering berusaha untuk menghindari situasi yang memicu obsesi tersebut.
6. Jenis Counting and Repeating
Penderita OCD dengan jenis ini cenderung menghitung atau mengulang kata-kata atau tindakan tertentu berulang kali. Mereka merasa perlu untuk melakukan tindakan tersebut agar merasa tenang dan terhindar dari pikiran obsesif yang mengganggu.
Itulah penjelasan mengenai jenis dan 6 gejala OCD yang berkaitan dengan. Penting untuk diingat bahwa gejala OCD dapat bervariasi pada setiap individu dan membutuhkan penanganan yang tepat dari tenaga medis yang berkompeten.
Berikut adalah 6 gejala OCD yang berkaitan dengan kebersihan dan simetri:
- Obsesi terhadap kuman atau kotoran: Penderita OCD dengan gejala ini memiliki kekhawatiran yang berlebihan terhadap kuman atau kotoran. Mereka sering merasa tidak pernah merasa bersih dan terus menerus mencuci tangan atau membersihkan tubuh mereka secara berulang kali.
- Kompulsi mencuci tangan: Penderita OCD dengan gejala ini akan mencuci tangan secara berulang kali, bahkan setelah melakukan tugas yang seharusnya tidak memerlukan pencucian tangan. Mereka merasa tidak puas dengan kebersihan tangan mereka dan terus menerus mencuci tangan untuk meredakan kecemasan.
- Obsesi terhadap simetri: Penderita OCD dengan gejala ini memiliki obsesi yang berlebihan terhadap simetri dan kerapian. Mereka akan merasa tidak nyaman jika benda-benda di sekitarnya tidak berada dalam posisi yang seimbang atau tidak teratur. Mereka akan menghabiskan waktu yang lama untuk mengatur ulang benda-benda tersebut agar terlihat lebih simetris.
- Kompulsi mengecek: Penderita OCD dengan gejala ini akan terus menerus melakukan pengecekan berulang kali terhadap hal-hal yang dianggap berbahaya. Misalnya, mereka akan memeriksa pintu yang terkunci, kompor yang mati, atau kunci gas yang tertutup dengan berulang kali. Mereka merasa takut akan terjadi sesuatu yang buruk jika tidak melakukan pengecekan tersebut.
- Obsesi terhadap kebersihan rumah: Penderita OCD dengan gejala ini akan selalu merasa tidak puas dengan kebersihan rumah mereka. Mereka akan terus menerus membersihkan rumah secara berulang kali, bahkan jika rumah sudah terlihat bersih. Mereka merasa takut akan terkontaminasi dengan kuman atau kotoran yang tidak terlihat.
- Kompulsi mengurutkan dan menghitung: Penderita OCD dengan gejala ini akan terus menerus mengurutkan atau menghitung benda-benda di sekitarnya. Mereka merasa tidak puas jika tidak mengurutkan atau menghitung benda-benda tersebut. Misalnya, mereka akan mengurutkan buku-buku berdasarkan ukuran atau menghitung langkah-langkah yang mereka lakukan. Hal ini berguna untuk meredakan kecemasan dan menciptakan rasa ketepatan.
Pengobatan OCD dan Mengapa Orang Bisa Menderita OCD?
OCD (Obsessive Compulsive Disorder) adalah gangguan mental yang dapat diobati. Ada beberapa metode pengobatan yang dapat membantu mengurangi gejala OCD, seperti terapi kognitif perilaku (CBT) dan penggunaan obat-obatan.
Terapi kognitif perilaku (CBT) adalah salah satu metode pengobatan yang umum untuk penderita OCD. Terapi ini melibatkan pengenalan dan pengubahan pola pikir dan perilaku yang tidak sehat. Dalam terapi ini, seseorang akan belajar mengenali obsesi dan kompulsi mereka, serta belajar menghadapinya dengan cara yang lebih sehat dan adaptif.
Selain terapi, obat-obatan juga dapat berguna untuk mengobati OCD. Obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) berguna untuk mengurangi gejala OCD. Obat ini bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin dalam otak, yang dapat membantu mengurangi obsesi dan kompulsi.
Mengapa seseorang bisa menderita OCD?
Penyebab pasti OCD belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangan gangguan ini. Faktor genetik, ketidakseimbangan kimia dalam otak, serta pengalaman traumatis atau stres berkepanjangan dapat menjadi faktor risiko dalam menderita OCD.
Namun, penting untuk diingat bahwa OCD bukanlah kesalahan atau kelemahan seseorang. Ini adalah gangguan mental yang dapat mempengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang. Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan yang memadai, seseorang dengan OCD dapat mengelola gejala mereka dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Apakah Penderita OCD Sadar Akan Perilakunya?
Penderita OCD umumnya sadar akan perilakunya. Mereka menyadari bahwa kebiasaan dan tindakan yang mereka lakukan berulang-ulang tidaklah normal. Mereka juga menyadari bahwa obsesi dan kompulsi yang mereka alami tidak masuk akal bagi kebanyakan orang. Namun, meskipun mereka menyadari hal ini, mereka sulit untuk menghentikan atau mengendalikan perilaku tersebut karena dorongan kuat dalam pikiran mereka. Jadi, meskipun mereka sadar akan perilaku mereka, mereka tetap terjebak dalam siklus obsesi dan kompulsi yang sulit untuk dihentikan.