Fataya.co.id – Program Kartu Prakerja yang diluncurkan pada tahun 2020 telah resmi dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia hingga tahun ini. Program ini telah membuktikan manfaatnya bagi jutaan masyarakat di seluruh Indonesia.
Dikutip dari keterangan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, program Kartu Prakerja telah memberikan akses pelatihan secara inklusif kepada lebih dari 17,5 juta peserta di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Selama tiga tahun lebih, program ini memberikan pelatihan yang merata, dengan 51% di antaranya adalah perempuan.
Berdasarkan data, 48% peserta berasal dari 212 kabupaten/kota yang termasuk dalam kategori miskin ekstrem, sementara 2% dari daerah tertinggal, dan 3% dari penyandang disabilitas. Pada tahun 2023, program Kartu Prakerja kembali ke skema normal dengan kolaborasi bersama 245 lembaga pelatihan, menyediakan tidak kurang dari 1.216 pelatihan mulai dari tatap muka hingga webinar dalam berbagai kategori, termasuk green skills dan digital, termasuk Artificial Intelligence (AI), yang mendukung hilirisasi.
“Menggunakan skema normal pada tahun 2023, angka kepesertaan meningkat 14,29% dari target awal, dampaknya terhadap peningkatan peluang kerja juga terkonfirmasi oleh studi Definit dari ADB, di mana angka tersebut mencapai 95%,” ungkap Menteri Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Selain studi Definit, evaluasi dampak dari Program Kartu Prakerja juga dilakukan oleh berbagai penelitian, salah satunya adalah studi Presisi. Studi tersebut menunjukkan adanya peningkatan pendapatan per bulan sebesar 17%-21% bagi penerima program dibandingkan dengan non-penerima.
Program Kartu Prakerja terbukti memberikan kontribusi signifikan dalam upaya peningkatan keterampilan dan peluang kerja bagi masyarakat Indonesia, serta membantu dalam meningkatkan pendapatan mereka.
Sumber: @idx_channel
