Doa PSHT bahasa Jawa , sebuah mantra yang mengandung makna mendalam dan filosofis, mencerminkan nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip hidup yang teranut oleh warga Persaudaraan Setia Hati Terate. Doa ini bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan sebuah pedoman hidup yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, dan menghormati Tuhan Yang Maha Esa.
Mempelajari dan memahami doa PSHT bukan hanya akan memperdalam pengetahuan Anda tentang pencak silat, tetapi juga akan membantu Anda menjalani kehidupan yang lebih baik dan bermakna. Jadi, apakah Anda siap untuk memulai perjalanan Anda dalam memahami dan mengamalkan doa PSHT dalam bahasa Jawa? Mari kita mulai perjalanan ini bersama.
Table of Contents
Pengertian PSHT
Persaudaraan Setia Hati Terate/ PSHT adalah organisasi pencak silat yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). PSHT didirikan oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo pada tahun 1922 di Madiun6. Awalnya, organisasi ini bernama Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club”, kemudian berubah menjadi SH Terate pada tahun 1942, dan akhirnya menjadi “Persaudaraan Setia Hati Terate” pada 25 Maret 19516. Arti dari PSHT adalah sebagai berikut:
- Persaudaraan: mengutamakan hubungan antar sesama yang tumbuh dari hati yang tulus, ikhlas, dan bersih
- Setia Hati: menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, dan keikhlasan dalam menjalin persaudaraan
- Terate: melambangkan kepribadian yang luhur dan budi pekerti yang baik2
Tujuan utama PSHT adalah mendidik manusia berbudi pekerti luhur, tahu benar dan salah, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ikut memayu hayuning bawono (memperindah keindahan dunia). PSHT tidak hanya mengajarkan pencak silat sebagai bela diri, tetapi juga olahraga, kesenian, kerohanian, dan tentu saja persaudaraan
Sejarah Singkat PSHT
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) adalah organisasi pencak silat yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi ini telah ada sejak lama dan terus berkembang hingga saat ini. PSHT didirikan di Madiun pada tahun 1922 oleh Ki Hajar Hardjo Oetomo, seorang pahlawan Perintis Kemerdekaan RI. Artinya, organisasi ini telah berusia lebih dari satu abad. Awalnya, PSHT bernama Setia Hati Pemuda Sport Club (SH PSC) yang berbentuk organisasi. Nama ini kemudian menjadi Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club” dan akhirnya diubah menjadi “Persaudaraan Setia Hati Terate” dalam kongres pertama di Madiun, 25 Maret 19511
PSHT atau juga terkenal dengan SH Terate, adalah sebuah ‘perguruan’ silat yang berorientasi kepada pengajaran budi luhur dan menggunakan pencak silat sebagai pelajaran pada tingkat pertama. Pencak silat terpilih sebagai pelajaran tingkat pertama karena merupakan warisan budaya bangsa Indonesia dan di dalamnya terkandung unsur-unsur persaudaraan, olahraga, bela diri, seni budaya, dan kerohanian. Dalam dunia persilatan di Tanah Air, PSHT termasuk salah satu dari 10 perguruan silat yang turut mendirikan IPSI pada kongres pencak silat, 28 Mei 1948 di Surakarta. Sejak berdiri hingga sekarang, PSHT tidak pernah absen dalam setiap kegiatan IPSI.
Makna Lambang PSHT
Lambang PSHT memiliki arti dan makna yang mendalam. Segi empat panjang pada lambang PSHT bermakna Perisai. Dasar Hitam bermakna kekal dan abadi. Hati putih bertepi merah bermakna cinta kasih ada batasnya. Sinar bermakna jalannya hukum alam/hukum kelimpahan. Bunga Terate bermakna kepribadian yang luhur. Senjata silat bermakna pencak silat sebagai benteng Persaudaraan.
Doa PSHT Bahasa Jawa
Berikut adalah beberapa doa dan falsafah dalam bahasa Jawa yang berkaitan dengan PSHT:
- “Sepiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung Dadi Cubo, Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dining Pangastuti”. Artinya, seberapapun besarnya kesengsaraan jika mampu menerimanya, hanya jadi cobaan biasa. Dan segala kesempurnaan hidup dapat diluluhkan dengan budi pekerti luhur.
- “Urip Iku Urup” :Artinya, hidup itu menghidupi. Maksudnya dalam hidup harus bisa menjadi manfaat bagi orang lain
- “Sak Apik-apike Wong Yen Aweh Pitulung Kanthi Cara Dedhemitan”
. Artinya, sebaik-baiknya orang adalah memberi pertolongan dengan tanpa ingin diketahui orang lain. - “Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli”. Artinya, bekerja dengan giat tanpa pamrih, cepat tanpa mendahului dan tinggi tanpa menandingi.
- “Jer Basuki Mawa Beya”. Artinya, segala kesuksesan membutuhkan pengorbanan
- “Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara”. Artinya, memperindah keindahan dunia serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak pada diri.
- “Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngangsu ngilmu, sepiro akehe guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang sejatine awake dewe”. Artinya, seberapa tinggimu mencari pengetahuan, seberapa dalammu menuntut ilmu, seberapa banyak guru yang mengajarmu, tetap bergantung pada dirimu sendiri.
- “Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pesthi”. Artinya, gejolak jiwa (seharusnya) tidak mengubah kepastian.
- “Tega Larane, Ora Tego Patine”. Artinya, Tega melihat sakitnya, tidak tega melihat matinya. Yang mana maksudnya adalah warga PSHT berani menyakiti seseorang dalam rangka memperbaiki bukan merusak (membunuh).
- “Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha”. Artinya, mendatangi tanpa kawan, menang tanpa mengalahkan, sakti tanpa kesaktian dan kaya tanpa kekayaan.
Makna Doa PSHT
Doa PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) yang berkaitan dengan pencak silat mencakup berbagai aspek, mulai dari pengampunan dosa, perlindungan, hingga penghormatan terhadap pendiri dan pendahulu organisasi. Berikut adalah beberapa makna dari doa doa PSHT:
- Doa Pengesahan PSHT: Doa ini terbacakan oleh Dewan Pengesahan pada acara Tasyakuran dan Pengesahan Calon/Warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate. Doa ini memohon perlindungan dan keberkahan bagi calon warga baru dan memohon pengampunan dosa-dosa mereka, dosa kedua orang tua mereka, dosa guru-guru mereka, dan dosa para pahlawan syuhada bangsa mereka. Doa ini juga memohon pengampunan dosa Bapak Pendekar dan pendiri Setia Hati Terate, serta dosa para tokoh dan pendahulu Setia Hati Terate yang telah dipanggil oleh Tuhan.
- Doa Bersama Untuk Alm Mas KRT. H. Tarmadji Boedi Harsono & Leluhur Penanda 1 Abad PSHT: Doa ini ditujukan untuk menghormati dan memperingati jasa-jasa para pendiri dan pendahulu PSHT, khususnya Alm Mas KRT. H. Tarmadji Boedi Harsono. Doa ini juga memohon berkat dan perlindungan bagi perkembangan PSHT di masa depan.
- Doa Untuk Leluhur, Awali Peringatan Satu Abad PSHT: Doa ini berguna untuk memulai peringatan satu abad PSHT. Doa ini untuk menghormati dan memperingati jasa-jasa para leluhur PSHT.
- Kata-kata Mutiara PSHT: Kata-kata ini mencakup berbagai prinsip hidup yang menjadi landasan bagi anggota PSHT, termasuk prinsip-prinsip seperti “Ojo Waton Ngomong Ning Yen Ngomong Sing Gawe Waton” (Jangan hanya bisa bicara namun harus bisa membuktikan), “Ojo Rumongso Biso Ning Sing Biso Rumungso” (Jangan merasa bisa, namun juga harus bisa merasakan), dan “Ojo Seneng Gawe Susahe Liyan, Opo Alane Gawe Seneng Liyan” (Jangan suka menyusahkan orang lain, apa jeleknya membahagiakan orang lain)
Filosofi Doa Pembuka PSHT Bahasa Jawa
Doa pembukaan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dalam bahasa Jawa memiliki makna yang mendalam dan filosofis. Berikut adalah beberapa bagian dari doa pembukaan PSHT dalam bahasa Jawa:
- Berdiri tegak seperti huruf Alif: Ini merupakan pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan mengajarkan nilai-nilai keimanan serta ketulusan.
- Kaki terbuka dengan mengagah: Ini melambangkan gagah perkasa, kesatria, dan berani mempertanggungjawabkan perbuatan
- Dua jari: Melambangkan hubungan antara Al-Kholiq dengan makhluk-Nya, serta saling membutuhkan antara pria dan wanita, siang dan malam.
- Tangan mengepal: Melambangkan nggegam sedulur papat lima pancer, yang merupakan lambang Persaudaraan Setia Hati Terate. Tangan mengepal juga berarti mohon perlindungan untuk dapat menghalau lawan lahir dan batin.
- Badan berputar dari kiri ke kanan: Ini melambangkan luwes dalam pergaulan, yang merupakan modal hidup dalam masyarakat.
- Berdiri jongkok lalu berdiri lagi: Ini melambangkan tahu atas tahu bawah, tahu tua tahu muda, dapat menempatkan diri dalam pergaulan, tahu unggah ungguh atau sopan santun1