Contoh idgham mutamatsilain – Idgham Mutamatsilain adalah salah satu hukum tajwid dalam membaca Al-Quran. Hukum ini terjadi ketika dua huruf bertemu dan harus digabungkan menjadi satu suara yang panjang.
Dalam artikel kali ini kita akan mengulik apa saja contoh-contoh bacaannya, dan apa saja jenisnya, lalu bagaimana cara membacanya dengan benar?
Table of Contents
10 Contoh Idgham Mutamatsilain
Berikut adalah contoh-contoh idgham mutamatsilain yang ada dalam Al-Quran:
1. Surat An-Nisa’ ayat 2: “فَلَا تَأْخُذُوهُنَّ” (fala ta’khudzuhunna)
Pada kata “تَأْخُذُوهُنَّ” terdapat dua huruf lam bertemu, sehingga harus bergabung menjadi satu suara yang panjang.
2. Surat Al-Ma’idah ayat 6: “وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ” (wala taqrabuhunna)
Pada kata “تَقْرَبُوهُنَّ” terdapat dua huruf lam bertemu, sehingga harus bergabung menjadi satu suara yang panjang.
3. Surat Al-Ma’idah ayat 90: “فَكَفَىٰ بِهِمْ” (fakafa bihim)
Pada kata “كَفَىٰ بِهِمْ” terdapat dua huruf lam bertemu, sehingga harus bergabung menjadi satu suara yang panjang.
4. Surat Al-Ma’idah ayat 91: “وَلَا تَقْتُلُوا” (wala taqtuluhu)
Pada kata “تَقْتُلُوا” terdapat dua huruf lam bertemu, sehingga harus bergabung menjadi satu suara yang panjang.
5. Surat Al-Ma’idah ayat 107: “فَإِنَّ اللَّهَ” (fa inna Allah)
Pada kata “إِنَّ اللَّهَ” terdapat dua huruf lam bertemu, sehingga harus bergabung menjadi satu suara yang panjang.
6. QS. An Nisa’ Ayat 63 (Lam Sukun Bertemu Lam)
Pada ayat ini terdapat lam sukun bertemu dengan lam. Dalam hukum tajwid, lam sukun tersebut harus diidghamkan. Jadi, bacaannya menjadi “laa tukrimuunal yatiima” dengan menggabungkan kedua lam tersebut.
7. QS. An Nisa Ayat 75 (Lam Sukun Bertemu Lam)
Pada ayat ini juga terdapat lam sukun bertemu dengan lam. Maka, lam sukun tersebut harus diidghamkan. Jadi, bacaannya menjadi “laa yastati’una” dengan menggabungkan kedua lam tersebut.
8. QS. Al Baqarah Ayat 16 (Ta Bertemu dengan Ta)
Pada ayat ini terdapat ta bertemu dengan ta. Namun, dalam hukum tajwid, jika terdapat wau mati jatuh setelah dhommah bertemu dengan huruf wau dan juga ya sukun jatuh setelah kasrah bertemu dengan huruf ya maka tidak boleh diidghamkan dan hukum bacaannya tetap terbaca mad thabi’i. Jadi, bacaannya tetap “tathbutunna” tanpa menggabungkan kedua ta tersebut.
Pengertian Idgham Mutamatsilain
Idgham Mutamatsilain adalah salah satu hukum tajwid yang terjadi ketika dua huruf mati bertemu secara berurutan dalam satu kata. Dalam idgham mutamatsilain, huruf pertama akan dimasukkan ke dalam huruf kedua tanpa ada jeda atau pemisah di antara keduanya.
Cara Membaca Idgham Mutamatsilain
Idgham mutamatsilain adalah salah satu hukum tajwid yang mengharuskan kita untuk menggabungkan dua huruf yang memiliki sifat idgham tanpa ada pemisah di antara keduanya. Berikut ini adalah contoh-contoh idgham mutamatsilain yang berkaitan dengan cara membaca:
1. Surat Al-Falaq, ayat 1: “قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ” (qul a’udzu bi rabbil falaq)
Pada kata “رَبِّ” (rabbil), huruf ba mati bertemu dengan lam. Karena itu, kita harus menggabungkan kedua huruf tersebut dengan cara membaca idgham mutamatsilain.
2. Surat An-Nas, ayat 1: “قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ” (qul a’udzu bi rabbil nas)
Pada kata “رَبِّ” (rabbil), huruf ba mati juga bertemu dengan lam. Oleh karena itu, kita harus menggabungkan kedua huruf tersebut dengan cara membaca idgham mutamatsilain.
Jenis Bacaan Idgham Mutamatsilain
Idgham Mutamatsilain berkaitan dengan aturan tajwid dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan dua huruf yang sama bertemu dalam dua kata yang berbeda. Misalnya, pada akhir satu kata dan awal kata berikutnya. Idgham Mutamatsilain terbagi menjadi tiga jenis:
1. Shagir
Idgham Mutamatsilain Shagir terjadi ketika dua huruf yang sama bertemu, dan salah satunya memiliki sukun (tidak memiliki vokal) dan yang lainnya memiliki harakat (vokal). Dalam kasus ini, kedua huruf tersebut digabungkan dan dibaca sebagai satu. Contoh: “مِنْ نَعِيمٍ” (dari kenikmatan). Pada contoh ini, “ن” dari “مِنْ” bertemu dengan “ن” dari “نَعِيمٍ”, sehingga keduanya digabung dan dibaca bersama-sama.
2. Kabir
Idgham Mutamatsilain Kabir: Ini terjadi ketika dua huruf yang sama bertemu dan keduanya memiliki sukun. Dalam hal ini, huruf pertama dibiarkan tetap dan huruf kedua dihilangkan. Contoh: “إِنَّ نَارًا” (sesungguhnya api). Di sini, “ن” dari “إِنَّ” dan “ن” dari “نَارًا” bertemu. Huruf “ن” yang kedua dihilangkan dan yang pertama tetap dibaca.
3. Mutlaq
Idgham Mutamatsilain Mutlaq: Ini terjadi ketika dua huruf yang sama bertemu dan keduanya memiliki harakat. Pada jenis ini, kedua huruf tersebut dibaca secara terpisah dengan jelas. Contoh: “رَأَى نَورًا” (melihat cahaya). Di sini, “ى” dari “رَأَى” bertemu dengan “ن” dari “نَورًا”, jadi kedua huruf tersebut dibaca dengan jelas dan terpisah.
Bagaimana Hukum Bacaan Idgham Mutamatsilain Shaghir?
Contoh konkret dari idgham mutamatsilain shaghir ada dalam Surah Al-Falaq, ayat ke-3: قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. Pada kata “فَلَقِ”, huruf nun mati bertemu dengan huruf lam. Dalam hal ini, idgham mutamatsilain shaghir terjadi karena huruf nun mati dihilangkan dan digabungkan dengan huruf lam sehingga dibaca dengan satu suara yang panjang.
Dalam praktek membaca Al-Quran, pemahaman dan penerapan idgham mutamatsilain shaghir sangat penting untuk memastikan bacaan yang benar dan sesuai dengan aturan tajwid.
Contoh Idgham Mutamatsilain Shaghir dalam Al Quran dibaca ghunnah (dengung):
1. Surat Yasin Ayat 14
Surat Yasin Ayat 14: “إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ”
Dalam ayat ini, contoh dari Idgham Mutamatsilain Shaghir yang terbaca dengan ghunnah ada pada kata “إِلَيْهِمُ” (kepada mereka). Huruf “م” dari “إِلَيْهِمُ” bertemu dengan huruf “م” dari “اثْنَيْنِ”. Ketika dua huruf “م” ini bertemu, mereka terbaca dengan ghunnah (dengung).
2. Surat yasin ayat 76
Surat Yasin Ayat 76: “فَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ”
Dalam ayat ini, contoh dari Idgham Mutamatsilain Shaghir yang terucapkan dengan ghunnah terletak pada kata “مَا يُسِرُّونَ” (apa yang mereka sembunyikan). Huruf “ر” dari “يُسِرُّونَ” bertemu dengan huruf “ر” berikutnya dalam kata yang sama. Ketika dua huruf “ر” ini bertemu, mereka akan menjadi satu dengan ghunnah.