Table of Contents
Keutamaan bulan Syakban
Keutamaan bulan syakban banyak sekali yang mencari, mungkin termasuk Anda. Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan yang mulia dalam Islam. Kata Sya’ban menurut bahasa berasal dari kata شَعْبَانَ. Menurut pendapat Al-Imam ‘Abdurraḥmān As-Shafury dalam kitab beliau yang fenomenal yaitu kitab Nuzhatul Majâlis wa Muntakhabun Nafâ’is. Beliau mengatakan bahwa شَعْبَانَ merupakan singkatan dari berapa kata yang mempunyai makna khusus.
Yaitu huruf Syiin yaitu kata الشَّرَفُ artinya kemuliaan. Huruf A’in adalah dari kata العُلُوُّ artinya derajat dan kedudukan yang tinggi. Huruf ba’ dari kata البِرُّ artinya kebaikan. Huruf Alif dari kata الأُلْفَة artinya kasih sayang. Huruf Nun arfi kata النُّوْرُ artinya cahaya.
Bulan Syakban merupakan salah satu bulan hijriyah yang memiliki beberapa keistimewaan bagi kita umat Islam. Diantara keistimewaan bulan Syakban adalah sebagai berikut:
Pertama, Peristiwa pengalihan arah kiblat
Pada bulan Syakban terjadi peristiwa istimewa. Yaitu dari masdjidil Aqsha di Palestina menjadi arah Kakbah di Makkah. Pengalihan arah ini di tandai dengan turunnya Surat Al-Baqarah ayat 144:
قَدۡ نَرٰی تَقَلُّبَ وَجۡہِکَ فِی السَّمَآءِ ۚ فَلَنُوَلِّیَنَّکَ قِبۡلَۃً تَرۡضٰہَا ۪ فَوَلِّ وَجۡہَکَ شَطۡرَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ ؕ وَ حَیۡثُ مَا کُنۡتُمۡ فَوَلُّوۡا وُجُوۡہَکُمۡ شَطۡرَہٗ ؕ وَ اِنَّ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ لَیَعۡلَمُوۡنَ اَنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّہِمۡ ؕ وَ مَا اللّٰہُ بِغَافِلٍ عَمَّا یَعۡمَلُوۡنَ
Artinya “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.
Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.
Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”
Maka sejak saat itulah umat Islam menjalankan sholat menghadap ke arah kiblat, Ka’bah di Makkah Al Mukarromah di Arab Saudi. Hal ini berlangsung hingga sekarang dan nanti hingga hari kiamat.
Kedua, Turunnya Surat Al-Ahzab ayat 56
Di mana pada bulan Syakban ini terjadi peristiwa turunnya surat Al Ahzab ayat 56. Di mana surat ini menganjurkan memperbanyak membaca shalawat kepada nabi Muhammad Sallalalhu Alaihi Wasallam.
اِنَّ اللّٰہَ وَ مَلٰٓئِکَتَہٗ یُصَلُّوۡنَ عَلَی النَّبِیِّ ؕ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَیۡہِ وَ سَلِّمُوۡا تَسۡلِیۡمًا
Innallaha wamalaa-ikatahu yushalluuna ‘alannabii-yi yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu shalluu ‘alaihi wasallimuu tasliiman;
Artinya “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS: Al Ahzab 56)
Tahukah kamu, saat Allah memerintahkan kepada kita umat Islam untuk menjalankan sholat maka Allah tidak sholat. Saat Allah perintahkan manusia puasa maka Allah tidak puasa. Saat Allah perintahkan manusia membaca Al Quran maka Allah tidak membaca Al Quan. Saat Allah perintahkan manusia mengerjakan haji maka Allah tidak perrnah berhaji.
Tapi tahukah kamu, saat Allah perintahkan manusia membaca sholawat kepada nabi Muhamad maka Allah juga membaca sholawat kepada nabi Muhammad.
Bacaan sholawat Allah kepada nabi Muhammad bahkan sebelum Allah memerintahkan orang yang beriman membaca sholawat. Maka membaca sholawat kepada nabi Muhamad merupakan salah satu amalan yang sangat utama bagi seorang muslim di sisi Allah Subhanahu Watala’aa.
Allah membaca sholwaat kepada nabi Muhammad SAW tidak sendirian tapi bersamaan dengan lantunan sholawat yang disampaikan oleh para malaikat yang mulia.
Sholawat yang di sampaikan oleh Allah kepada nabi Muhammad adalah sebagai rahmat.
Ketiga, diangkatnya amal manusia di sisi Allah
Tahukah kamu amal amal yang dikerjakan manusia oleh para malaikat di laporkan kepada Allah pada bulan Syakban ini.
Maka pada bulan Syakban ini sangat dianjurkan memperbanyak melakukan amal ibadah dan kebaikan kebaikan.
Mengapa?
Agar saat amal kita di sampaikan oleh malaikat kepada Allah kita sedang mengerjakan kebaikan dan kebajikan.
Baca juga 4 Manusia yang memeroleh doa malaikat. Siapa saja mereka?
Amalan malam bulan Syakban
Jika di lihat dari segi amaliah yang dikerjakan pada bulan Syakban. Ada beberapa amaliah yang lazim dilakukan pada malam nisfu Syakban; yaitu membaca surat Yasin sebanyak 3 kali, dilanjutkan membaca doa nisfu syakban.
Tradisi amaliyah ini sudah berkembang di nusantara selama berabad abad lamanya tanpa ada yang mempermasalahkan.
Hal ini didasari oleh sebuah keterangan hadist dari rosulullah Sallahu Alaihi Wasallam. Hadist ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, Imam Asakir dan Imam Ad Dailami.
خَمْسُ لَيَالٍ لَا تُرَدُّ فِيْهِنَّ الدَّعْوَةُ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَةُ الجُمْعَةِ وَلَيْلَتَيِ العِيْدَيْنِ
Artinya, “Ada 5 malam di mana doa tidak tertolak pada malam-malam tersebut, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Sya‘ban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.”
مَنْ أَحْيىَ لَيْلَةَ العِيْدَيْنِ وَلَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوْتُ القُلُوْبُ.
Artinya, “Siapa saja yang menghidupkan dua malam hari raya dan malam Nisfu Sya‘ban, niscaya tidaklah akan mati hatinya pada hari di mana pada hari itu semua hati menjadi mati.”
وقد جمع دعاء مأثور مناسب للحال خاص بليلة النصف من شعبان مشهور, يقرأه المسلمون تلك الليلة الميمونة فرادى وجمعا في جوامعهم وغيرها يلقنهم احدهم ذلك الدعاء او يدعو وهم يؤمنون كما هو معلوم . وكيفيته : تقرأ أولا قبل ذلك الدعاء بعد صلاة المغرب سورة يس ثلاثا .
Artinya, “Sungguh telah dikumpulkan doa ma’tsūr yang terkait khusus dengan malam Nisfu Sya‘ban. Doa ini dibaca oleh para muslimin pada malam penuh anugerah secara sendiri-sendiri dan berjamaah.
Seorang dari mereka menalqin doa tersebut dan jamaah mengikutinya atau ada juga salah seorang yang berdoa dan jamaahnya mengaminkan saja sebagaimana dimaklum. Caranya, pertama membaca Surat Yasīn 3 kali setalah shalat Maghrib yang diakhiri dengan berdoa.”
Dari keterangan ini kita jadi tahu bahwa amaliyah pada malam nisfu Syakban mempunyai dalil dan keterangan yang jelas. Jadi tidak sepatutnya bagi orang yang berbeda pandangan tentang amaliyah pada malam nisfu syakban meyalahkan dan menghakimi amaliyah itu sebagai sesuatu yang sesat.
Maka sikap yang tepat adalah toleransi dan berlapang dada. Agar sesama umat Islam yang mempunyai pandangan yang berbeda bisa saling rukun dan saling menghargai.
Disisi yang lain juga perlu di pahami bahwa menjalankan amaliyah nisfu syakban adalah perkara furuiyyah, perkara cabang yang tidak bersifat final.
Artinya tidak ada kesalahan fatal dengan amaliyah malam nisfu Syakban. Dimana malam Nisfu Syakban diisi dengan kegiatan positif dan bermanfaat demi penyongsong datangnya bulan suci Ramadhan.
Oleh karenya tidak sepatutnya membawa masalah amaliyah malam Nisfu Syakban pada dimensi tauhid yang bersifat sakral. Padahal, semua amaliyah Nisfu Syakban mempunyai dasar hukum yang cukup kuat.
Perlu kita pahami bersama bahwa perbedaan dalam masalah furiyyah ini merupakan keniscayaan. Dimana perbedaan adalah rahmat dalam agama Islam.
Baca juga Doa masuk rumah doa keluar rumah serta keutamaannya
Keutamaan malam bulan nisfu Syakban
Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang istimewa. Bulan Sya’ban termasuk bulan Haram. Artinya adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Sehingga Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang mulia memuliakan bulan Sya’ban dan menambahkan amalan ibadah-ibadah melebihi pada bulan yang lain. Meningkatkan Amalan di bulan Sya’ban sangat dianjurkan bagi kita umatnya karena kita meneladani nabi dan para sahabat beliau.
Dalam hari-hari pada bulan Sya’ban kita sangat dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah. Pada malam bulan Sya’ban sangat dianjurkan untuk meningkatkan nilai amal ibadah.
Sehingga ada begitu banyak hadist yang meriwayatkan keutamaan malam Nisfu Sya’ban di banding malam pada bulan-bulan yang lain.
Inilah beberapa Hadist yang menyatakan keutamaan bulan Nisfu syakban:
Pertama, Pada malam Nisfu Syakban Allah akan mengampuni makhluknya
Pada malam nsifu Syakban Allah akan mengampuni hambanya yang beriman kecuali orang yang mensekutukan Allah dan suka bermusuhan dengan orang lain.
Hal ini sebagaimana sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari sahabat Ali Bin Jabal dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda:
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya “Allah melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.”
Kedua, memperbanyak berdoa dan meminta kepada Allah
Tahukah kamu bahwa doa dan permohonan yang dipanjatkan oleh seorang Hamba pada malam bulan Nisfu Syakban akan diterima di sisi Allah.
Hal ini berdasarkan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi dari sahabat Utsman bin Abdullah dari Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda:
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Artinya “Allah Saw melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.”
Ketiga, menjalankan shalat sunnah di malam Nisfu Sya’ban
Hal ini sesuai dengan anjuran hadist yang diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi dari Ala’ bin Haris, dia telah berkata:
عن عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَامَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم مِنَ الَّليْلِ يُصَلِّيْ فَأَطَالَ السُّجُوْدَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ قَدْ قُبِضَ، فَلَمَّا رَأَيْتُ ذَلِكَ قُمْتُ حَتَّى حَرَّكْتُ إِبْهاَمَهُ فَتَحَرَّكَ، فَرَجَعْتُ، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُوْدِ، وَفَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ، قَالَ: ” يَا عاَئِشَةَ أَوْ يَا حُمَيْرَاءَ ظَنَنْتَ أَنَّ النَّبِيَّ خَاسَ بِكَ؟ “، قُلْتُ: لَا وَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلَكِنِّيْ ظَنَنْتُ أَنَّكَ قُبِضْتَ لِطُوْلِ سُجُوْدِكَ، فَقَالَ: ” أَتَدْرِيْنَ أَيُّ لَيْلَةٍ هَذِهِ؟ “، قُلْتُ: اَللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ” هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَطَّلِعُ عَلَى عِبَادِهِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِيْنَ، وَيَرْحَمُ اْلمُسْتَرْحِمِيْنَ، وَيُؤَخِّرُ أَهْلَ اْلحِقْدِ كَمَا هُمْ “.
Artinya; “Sayyidah A’isyah berkisah: “Suatu malam Nabi Saw shalat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Nabi Saw telah diambil (wafat), karena curiga maka aku berdiri dan aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Nabi Saw selesai shalat beliau berkata: “Hai Aisyah, apakah engkau menduga Nabi Saw tidak memperhatikanmu?”
Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berpikiran yang tidak-tidak (menyangka Nabi Saw telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”.
Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. Aku menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Nabi Saw berkata, “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini.
Maka Allah memaafkan mereka yang meminta ampunan. Memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang. Dan menyingkirkan orang-orang yang dengki”
Umat Islam generasi Salafus Shalih selalu berusaha untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan berbagai macam bentuk ibadah, kebaikan dan kebajikan. Terutama ibadah salat.
Bahkan ketika Ibnu Taimiyah ditanya salat di malam Nisfu syakban dia menjawab:
وَقَدْ سُئِلَ ابْنُ تَيْمِيَّةَ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى عَنْ صَلاَةِ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَأَجَابَ : إِذَا صَلَّى اْلإِنْسَانُ لَيْلَةَ النِّصْفِ وَحْدَهُ أَوْ فِيْ جَمَاعَةٍ خَاصَّةٍ كَمَا كَانَ يَفْعَلُ طَوَائِفُ مِنَ السَّلَفِ فَهُوَ حَسَنٌ.
Artinya; “Ibnu Taimiyah ditanya tentang shalat malam Nisfu Sya’ban, maka ia menjawab: “Apabila seseorang menunaikan shalat pada malam Nisfu Sya’ban, sendirian atau bersama jemaah tertentu sebagaimana dikerjakan oleh banyak kelompok kaum salaf, maka hal itu baik.”
Sehingga dengan berbagai keterangan dan hujjah diatas, sangat dianjurkan bagi kita umat Islam untuk selalu berusaha menghidupkan malam nishfu Sya’ban dengan kebaikan dan kebajikan.
Menjalankan ibadah shalat, istighfar, membaca Al Qur’an dan dengan memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Artikel ini di tulis oleh:
Abidaril Hasan,
writer, intrepreneur
Pengajar tetap di pondok pesantren Raudlatut Thalabah, Setail Genteng Banyuwangi