Fataya.co.id – Ketegangan di wilayah Laut Merah belum menunjukkan tanda-tanda mereda setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengambil tindakan menyerang beberapa wilayah Yaman sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan oleh kelompok penguasa negara tersebut, Houthi, terhadap kapal dagang.
Pengamat televisi Yaman yang juga pro-Houthi, Hussain Al Bukhaiti, menyatakan bahwa meski mendapatkan perlawanan, serangan Houthi terhadap kapal dagang di jalur perairan Laut Merah dan Terusan Suez akan terus berlanjut.
“Jika AS dan Inggris terus membom Yaman, pasukan Houthi akan menyerang kapal perang Barat mungkin menggunakan ratusan drone dan rudal yang akan menunjukkan peningkatan yang signifikan,” ujar Hussain Al Bukhaiti.
Houthi sendiri mengklaim bahwa serangan terhadap kapal-kapal ini merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam pertempuran antara milisi penguasa Gaza, Hamas, dengan Tel Aviv. Mereka juga mengancam akan menyerbu kapal-kapal negara-negara sekutu Tel Aviv.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, memberikan pernyataan kepada BBC bahwa negara-negara Barat siap mengambil tindakan jika serangan Houthi terus berlanjut.
Kapal perang AS dan Inggris tetap bersiaga tinggi di wilayah tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya akan terus melancarkan perang melawan Hamas.
Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak akan gentar meskipun dihadapkan dengan gugatan dari Afrika Selatan di Pengadilan Internasional ICJ yang menuding Tel Aviv melakukan genosida.
“Tidak ada yang akan menghentikan kami, tidak Den Haag, tidak ada poros kejahatan, dan tidak ada orang lain,” tegas Netanyahu, merujuk pada Iran dan milisi sekutunya, Houthi dan Hizbullah, yang tengah memanas.
Sumber: @cnbcindonesia