Afkir dini menimpa peternakan ayam akibat ketidakseimbangan harga. Apa dampaknya bagi industri?

Krisis Harga dan Afkir Dini: Ancaman Serius bagi Peternakan

Diposting pada
Fataya.co.id-Musbar Mesdi, Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional (PLN), mengungkapkan sebuah fenomena yang mengguncang industri peternakan ayam saat ini: afkir dini. Fenomena ini mencakup pembantaian indukan dan pembiakan ayam sebagai upaya peternak untuk mengurangi produksi lebih awal.
Afkir dini menimpa peternakan ayam akibat ketidakseimbangan harga. Apa dampaknya bagi industri?

Menurut laporan Musbar, penyebab utama afkir dini ini adalah ketidakseimbangan antara harga pokok produksi (HPP) dan kemampuan daya beli masyarakat. Harga jagung yang naik signifikan menjadi sekitar Rp8.000-Rp8.400 per kg di tingkat peternak juga menjadi pemicu utama.

“Harga jagung sebagai pakan pokok ayam naik 68% dari harga Perbadan yang sebelumnya Rp5.000 per kg. Kenaikan ini memengaruhi harga pokok produksi peternak hingga 16,8%, dampak dari kenaikan harga pakan pabrik dan jagung lokal,” jelas Musbar.

Meski harga jual telur ayam secara nasional mencapai Rp28.000 per kg, harga beli telur di tingkat peternak hanya Rp22.000 per kg. Di wet markets, harga turun menjadi Rp30.000 per kg. Namun, daya beli masyarakat juga menurun akibat gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

BACA JUGA :   Sandiaga Uno Gagas Kolaborasi Megah: PPP dan 'Ganjar-Mahfud' Bersatu Mewujudkan Sejahtera

Situasi saat ini bukan disebabkan oleh oversupply, melainkan dampak dari El Nino. Hal ini membuat upaya mengecilkan skala produksi menjadi tidak efektif, sementara daya beli masyarakat terus merosot karena efek resesi dan gelombang PHK.

“Afkir dini menjadi langkah terakhir bagi peternak menengah atas, namun tidak dapat mengejar titik break even point di tengah kondisi resesi ini,” pungkas Musbar.

sumber: cnbcindonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *