Fataya co.id– Seorang pria bernama Amar Bharati, seorang sadu yang berarti menjadi orang suci dalam agama Hindu, telah mengangkat tangan kanannya ke udara selama 50 tahun sebagai bagian dari upayanya untuk mengadvokasi perdamaian dunia.
Keputusannya ini telah memakan waktu bertahun-tahun, dan kini, setelah setengah abad pengabdian, Bharati menghadapi konsekuensi yang sulit.
Bharati memulai perjalanan pengabdian hidupnya kepada Siwa, dewa Hindu, pada tahun 1970. Pada saat itu, ia meninggalkan istri dan tiga anaknya di New Delhi.
Tiga tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1973, Bharati mulai mengangkat tangannya sebagai simbol pengabdian dan sebagai cara untuk “melawan perang serta mendukung perdamaian dunia.”
Namun, perjalanan ini tidaklah mudah bagi pria religius ini. Selama dua tahun, Bharati mengalami kesakitan luar biasa hingga lengannya mati rasa.
Meskipun demikian, ia memilih untuk mempertahankan lengan tegaknya karena keyakinan sadu India pada Moksha, suatu konsep yang menggambarkan pencerahan atau pembebasan melalui tindakan disiplin diri yang ekstrim sebagai bentuk penebusan dosa.
Dikutip dari India Times, Bharati bahkan tetap mengangkat tangannya ketika tidur. Setelah bertahun-tahun melakukan tindakan ekstrem ini demi perdamaian dunia, Bharati sekarang menghadapi konsekuensi kesehatan yang signifikan.
Para dokter di Iirc menjelaskan bahwa lengan dan tangan Bharati telah berhenti berkembang bertahun-tahun yang lalu dan sekarang ia kehilangan semua sensasi.
Meskipun mungkin diperlukan tindakan pembedahan untuk menurunkan tangannya kembali, tindakan tersebut dianggap tidak aman dan memiliki kemungkinan kecil untuk mengembalikan fungsinya.
Kisah Amar Bharati menjadi cermin dari pengorbanan yang dilakukan dalam rangka kepercayaan dan tekad untuk mewujudkan perdamaian dunia, namun juga mengingatkan akan konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan ekstrem semacam itu.
Sumber : @ctd.insider