Fataya.co.id – Senin lalu menjadi hari paling mematikan bagi pasukan Israel, dengan klaim mereka bahwa sebanyak 24 tentara tewas dalam satu hari.
Pihak Israel mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut, 21 merupakan tentara cadangan yang telah menyelesaikan “wajib militer” dan dapat dimobilisasi untuk operasi militer.
Dilansir dari akun Instagram pribadi indo_psikologi, seorang saksi mata menyebutkan bahwa tragedi tersebut terjadi ketika puluhan tentara terjebak di bawah beton bangunan yang runtuh, akibat dari peledak ranjau yang dipasang oleh pasukan Israel.
Menurut indo_psikologi, ranjau tersebut dipasang dengan tujuan menghancurkan dua bangunan di Al-Maghazi, Gaza.
“Roket pertama menghantam salah satu bangunan yang di dalamnya terdapat bahan peledak. Tembakan itu berujung pada ledakan yang menyebabkan bangunan tersebut dan bangunan di sebelahnya runtuh,” ujar Hagari, salah seorang saksi mata yang berada di lokasi.
IDF (Israeli Defense Forces) menduga bahwa sebagian besar korban tewas akibat ranjau yang dipasang sendiri oleh pasukan mereka untuk memastikan keberhasilan operasi tersebut.
Meskipun banyak yang menilai tindakan ini kontroversial, IDF bersikeras bahwa langkah ini diperlukan untuk mengamankan keamanan nasional.
Sementara pihak Israel menyebutkan bahwa operasi ini bertujuan menghancurkan dua bangunan di Gaza, beberapa pihak internasional mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
PBB dan negara-negara lainnya menyerukan gencatan senjata segera untuk mengakhiri pertumpahan darah di kawasan tersebut.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Israel terkait klaim dan kritik terhadap operasi militer ini.
Dunia internasional terus memantau perkembangan situasi di Timur Tengah, sambil berharap agar dialog diplomatis dapat membawa perdamaian dan mengakhiri konflik yang telah berkecamuk selama bertahun-tahun.
Sumber: @indo_psikologi
Leave a Reply