Fataya.co.id – Pada Minggu (10/12), sebanyak dua perahu pengungsi Rohingya, membawa sekitar 400 orang, kembali tiba di provinsi Aceh.
Peristiwa ini menambah kompleksitas situasi di wilayah tersebut, yang sebelumnya telah menyaksikan kedatangan lebih dari 1.200 pengungsi sejak bulan November.
Perahu tersebut dikonfirmasi berlabuh di Gampong (Desa) Blang Raya, Laweung, Kabupaten Pidie, dan Gampong Blang Ulam, Kecamatan Masjid Raya, sekitar pukul 04.00 dini hari.
Seorang pengungsi yang baru tiba mengungkapkan bahwa masih ada sekitar 20 perahu lainnya dalam perjalanan menuju Indonesia, masing-masing rata-rata menampung 150 penumpang, termasuk anak-anak.
Sebelum kedatangan terakhir ini, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan bahwa sekitar 1.200 pengungsi Rohingya telah mendarat di Aceh sejak bulan November.
Jumlah pendatang yang tinggi ini, bersama dengan sikap kurang berkenan di masyarakat, telah memicu reaksi negatif dan penolakan di kalangan warga Aceh dan media sosial.
Salah satu pengungsi menyampaikan kekhawatiran terhadap situasi ini, “Kami mencari perlindungan dan keamanan.
Kami berharap diterima di sini dengan tangan terbuka.” Sementara itu, ada juga suara-suara kritis di masyarakat yang merespons dengan kekhawatiran terhadap dampak sosial dan ekonomi dari gelombang pengungsi ini.
Pihak kepolisian Aceh telah menangkap satu tersangka agen penyelundup, namun, dengan jumlah pengungsi yang terus bertambah, banyak yang menilai bahwa langkah-langkah penegakan hukum harus diperkuat untuk mengatasi permasalahan ini.
Masih belum jelas bagaimana pemerintah dan masyarakat Aceh akan menanggapi tantangan ini dalam jangka panjang.
Sumber: @ctd.insider