Mandi besar adalah sesuatu yang sangat penting bagi setiap muslim terutama wanita.
Mengapa?
Karena setiap wanita secara berkala mengeluarkan darah haid yang wajib suci dengan cara mandi junub atau mandi besar.
Table of Contents
Mandi besar dalam Islam
Secara umum mandi dibagi menjadi dua. Mandi biasa dan mandi besar.
Dalam literatur fiqih tidak diistilahkan mandi besar tapi yang ada mandi wajib. Mandi wajib sama saja dengan mandi junub, yaitu mandi sehabis melakukan hubungan suami istri.
Mandi junub adalah mandi yang harus dilakukan oleh seorang muslim untuk membersihkan dirinya dari hadast besar dengan melaksanakan rukun-rukunnya.
Baca juga Tata cara shalat rawatib yang benar sesuai sunnah
Rukun mandi besar
Rukun mandi besar itu ada 2 yaitu:
Pertama, niat
Niat ini menjadi rukun pertama dalam mandi junub. Begitu pentingnya niat, maka mandi junub seseorang tidak sah apabila tanpa niat. Baik lupa atau sengaja tidak berniat.
Walaupun seseorang telah menyiramkan air ke seluruh anggota tubuhnya dan menghabiskan begitu banyak air tetapi dia lupa tidak niat atau sengaja tidak niat maka mandi junubnya tidak sah.
Dan dan dia wajib mengulang mandi wajibnya supaya dia bisa menjalankan ibadah ibadah seperti salat, membaca Al Quran dan lain sebagainya.
Kedua, membasuh seluruh anggota badan dengan air
Membasuh seluruh anggota badan dengan air atau meratakan air ke seluruh anggota badan. Mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Air yang dimaksud di sini adalah air yang mengalir ke seluruh anggota tubuh.
Mandi wajib ini berlaku untuk laki-laki maupun perempuan. Tanpa terkecuali
Sebab sebab mandi besar
Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang laki-laki atau perempuan diwajibkan untuk melaksanakan mandi wajib.
Yuk, kita simak bersama dengan santai.
Pertama, Jimak
Apabila sepasang suami istri melakukan hubungan badan, biasa disebut Jima’.
Apa jimak itu?
Jima’ yaitu apabila kemaluan seorang laki-laki (zakar) dimasukkan ke dalam kemaluan perempuan.
Walaupun di situ tidak keluar air mani. Di mana telah terjadi hubungan badan antara seorang suami dengan istrinya walaupun tidak disertai dengan keluarnya mani.
kedua, keluar air mani
Keluar air mani walaupun di situ dzakar tidak dimasukkan ke dalam faraj.
Keluarnya mani yang disertai dengan syahwat, baik dalam keadaan terjaga ataupun dalam keadaan tidur atau keluarnya air mani dalam keadaan mimpi.
Ketiga, mati
Mati selain mati dalam keadaan mati syahid.
Mengapa?
Karena orang yang mati, mati syahid atau mati dalam medan pertempuran membela agama Allah tidak diwajibkan mandi, tidak disyariatkan untuk dimandikan.
Akan tetapi seorang yang mati syahid, dia dikuburkan beserta dengan seluruh pakaian dan perlengkapan perang yang digunakan. Semua sebagai saksi bahwa dia telah mati untuk membela agama Allah.
Keempat, keluar haid
keluar haid ini khusus hanya terjadi pada seorang perempuan. Karena tidak mungkin seorang laki-laki mengeluarkan darah.
Inilah salah satu kelebihan seorang wanita. Dia punya kekhususan yaitu mengeluarkan haid.
Dimana haid adalah darah yang keluar dari seorang perempuan, Darah ini adalah darah yang yang biasanya akan menjadi calon bayi yang tidak jadi di buahi didalam ovum.
Maka darah ini gugur dan keluar dari seorang perempuan. Darah haid juga merupakan tanda bahwa seorang wanita itu normal dan sehat.
“Jika seorang perempuan mengalami datang haid maka dia harus meninggalkan salat dan jika haid telah lewat (selesai) maka dia wajib mandi dan sholat” (Hadits Riwayat Bukhari)
Kelima, keluar nifas
Nifas adalah darah yang keluar dari rahim seorang perempuan yang mengiringi bayi ketika melahirkan bayi atau melahirkan anak.
Ketika seorang wanita melahirkan bayi, maka biasanya dia akan mengeluarkan darah. Darah inilah yang disebut dengan darah nifas. Darah nifas ini wajib dibersihkan. Darah nifas keluar tidak hanya sekali saja tetapi sampai beberapa hari.
Apabila darah nifas telah selesai keluar, maka sang wanita bisa segera bersuci dengan cara mandi besar. Tata caranya sesuai dengan apa yang sudah penulis sampaikan diatas.
Keenam, masuk Islam
Bagi seseorang yang muallaf (orang yang baru masuk Islam). Muallaf adalah orang yang mendapat hidayah dari Allah. Dia seseorang yang masuk ke dalam agama Islam. Maka di syariatkan baginya untuk mandi besar atau mandi wajib.
Seorang sahabat menceritakan bahwa ketika dia masuk Islam Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menyuruhnya untuk melaksanakan mandi dengan air dan daun bidara (Hadits riwayat Imam At Tirmidzi dan Abu Daud)
Baca juga Tata cara sholat 5 waktu sesuai sunnah agar sholat kita tidak sisa sia
Hukum mandi wajib
Mandi besar atau mandi junub hukumnya wajib dikerjakan oleh seorang muslim, baik laki-laki ataupun Muslim perempuan. Jika dia mengalami hal-hal yang sudah penulis sebutkan di atas. Memenuhi syarat-rukun mandi besar.
Adapun rukun mandi besar ada dua:
Pertama adalah niat.
kedua adalah membasahi seluruh tubuh dengan air
Adapun niat ini wajib diucapkan di dalam hati. Mengucapkan dengan lisan hukumnya adalah sunnah.
Niat mandi wajib lafadznya adalah “Aku menyengaja untuk mandi wajib karena Allah Ta’ala”
Lafadz yang lain yang bisa dilakukan adalah
Nawaitu Gushlal An hadatsil Akbari janabati fardlal lillaahi ta’aalaa
Artinya “Aku niat melaksanakan mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar dan mandi wajib karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala”
Dalam niat ini yang terpenting kita niatkan dalam hati karena Allah Ta’ala. Tidak mesti diucapkan, baik dengan bahasa Arab ataupun dengan bahasa Indonesia.
Bagi perempuan yang melaksanakan mandi wajib karena hadast, haid niat mandi wajibnya adalah:
Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil Akabri fardlal lillaahi ta’aalaa
“Aku sengaja niat membersihkan hadas haid karena Allah Ta’ala”
Sedangkan untuk wanita yang habis nifas, niat mandi wajibnya adalah
“Aku sengaja membersihkan hadast nifas karena Allah Ta’ala”
Nah, niat mandi wajib ini hendaknya diucapkan apabila mulai mengenakan air ke dalam bagian anggota tubuh. Apabila niat kita dapatkan setelah membasuh anggota badan maka mandi wajibnya tidak sah dan wajib mengulang kembali niatnya ketika akan memulai memasukkan air ke anggota badan.
Jadi niat ini tidak boleh dilaksanakan setelah membasuh anggota. Jadi urutan yang tepat, niat dulu baru melaksanakan basuhan air ke anggota tubuh.
Apabila kita lupa tidak niat mandi wajib, maka kita tidak memenuhi rukun mandi wajib.
Dengan demikian, kita wajib mengulangi mandi wajib itu. Kita hanya sekedar mengerjakan mandi biasa.
Karena yang membedakan mandi biasa dengan mandi besar adalah niat.
Tata cara mandi junub yang benar
Tata cara mandi junub bagi seorang perempaun yang selesai nifas, haid atau jimak sama saja. Pembeda utama antara mandi nifas, haid dan jimak hanya pada niat saja. Selebihnya mulai dari air yang digunakan, tata caranya sama saja.
Berikut penulis sajikanke hadapan pembaca sekalian tentang tata cara mandi junub yang benar:
- Membaca niat. Niat amndi wajib baik mandi nifas, haid atau mandi jimak humumnya wajib. Dan niat ini wajib diawal sebelum melakukan aktifitas mandi. Niat inilah yang menjai pemebda itama antara mandi biasa atau mandi ibadah.
- Membersihkan tangan 3 kali. Membersihkan kemaluan, dubur dan anggota tubuh lain yang kemungkinan ada kotoran atau najis
- Wudhu secara sempurna. Wudhu ini layaknya wudhu saat akan menjalankan sholat atau membaca Al Quran
- Bulas seluruh anggota tubuh dengan guyurfan air. Mulailah dari sisi kanan hingga ke arah kiri
- Jangan lupa, setiap lipatgan kulit juga ikut terbasuh air
Demikian sajian penulis tentang Mandi Besar, niat, tata cara dan Keutamaannya ini. Semoga bermanfaat.